BMT Syariah - Kali ini kami menurunkan artikel tentang konsep marketing syariah yang bisa dipakai secara universal. Keutamaan nilai dasar dari
marketing syariah adalah kejujuran dan
integritas.
Guru dalam ilmu marketing di Indonesia Hermawan
Kertajaya dan praktisi keuangan syariah di Indonesia, M Syakir Sula menyatakan
bahwa konsep marketing dalam perspektif syariah berbeda
dari marketing konvensional berbeda.
''Syariah marketing itu berdasarkan nilai Islam,'' kata
Hermawan Kertajaya dari MarkPlus anda Co. Hermawan mengaku beragama Katolik. Namun ia mengakui
sifat universal dalam prinsip Islam. Termasuk dalam konsep marketing. ''Ini
nilai spiritual dan universal sifatnya.''
Hermawan mengambil contoh Nabi Muhammad SAW, menyatakan
dengan konsep rahmatan lil alamin, Nabi Muhammad ingin nilai spiritual dalam
Islam ini tak hanya dimonopoli oleh umat Islam. ''Umat lain pun boleh
mempelajari dan menerapkannya.'' Hermawan mengatakan tidak masalah bila konsep
marketing syariah dijual dan dijadikan tema di Indonesia. ''Ini nilai Islam
yang merupakan agama yang dianut oleh mayoritas populasi di Indonesia,''
katanya. Nilai itulah yang harus ditonjolkan.
Hermawan menyatakan syariah mengendorse marketing dalam arti
orang yang bekerja di bidang marketing harus mengedepankan nilai kejujuran atau
transparansi dan integritas. Tapi marketing mengendorse syariah dalam hal
profesional. ''Mengapa sampai sekarang orang Arab masih enggan menempatkan
dananya di Indonesia, semata karena mereka menilai kita belum profesional,''
katanya. Jujur saja menurut Hermawan belum cukup. ''Kita harus membuktikan diri
bahwa kita profesional dalam bekerja.''
Konsep marketing syariah, kata Hermawan, meluruskan konsep
yang keliru dalam marketing. Ia mencontohkan bagaimana marketing diartikan
sebagai cara untuk menjual produk sebanyak-banyaknya, mengemas produk dalam
model terbaik, mendorong agar orang mau membeli sekalipun dengan model
pemaksaan dan lainnya. ''Itu konsep yang keliru dan harus diluruskan.'' Inti
utama dari konsep marketing syariah adalah integritas dan kejujuran.
Syakir Sula mengupas tentang dasar syariah marketing,
implementasi syariah marketing dan bagaimana membangun bisnis berdasarkan nilai
syariah. Syariah memandu manusia untuk memelihara sifat humanity (kemanusiaan).
''Manusia menjadi terkontrol, seimbang dan bukan manusia yang serakah yang
menghalalkan segala cara untuk meraih keuntungan yang sebesar-besarnya.''
Menurut penjelasan Syakir, ada empat karakter marketing syariah yang menjadi
panduan bagi para pemasar.
Karakter pertama adalah rabbaniyah atau teistis, etis,
realistis dan humanitis. Karakter teistis adalah seorang marketer syariah harus
meyakini bahwa Allah SWT selalu dekat dan mengawasinya. Marketer harus yakin
bahwa ia akan dimintai pertanggung jawabah di hari akhir. Ia tidak zalim dalam
harga, produk serta berpromosi.
Karakter kedua adalah etis adalah bahwa seorang pemasar
harus amat peduli dengan nilai etika dan moral tak peduli apapun agamanya.
Karakter ketiga dari seorang marketing syariah adalah
realistis. Maksudnya adalah marketer itu profesional, santun dan rapi dalam
penampilan serta tidak kaku atau luwes dalam bergaul. Sedangkan karakter
keempat adalah humanistis atau seorang marketer harus menjaga keseimbangan,
tidak serakah melainkan peduli pada keadaan sosial.
Pada umumnya etika
marketing syariah yang harus dijunjung tinggi dalam
memasarkan satu produk atau brand adalah memiliki kepedulian spiritual (takwa),
berperilaku baik dan simpatik, adil dalam berbisnis, melayani dan rendah hati,
menepati janji dan tidak curang, jujur dan terpercaya, tidak suka berburuk
sangka, tidak suka menjelek-jelekan orang lain serta menghindari sogok atau
riswah.
Jika anda berminat membaca buku
Marketing Syariah, silahkan membeli di toko buku yang ada di kota anda. Apabila berminat membaca secara digital, silahkan download di link
ini.